Renungan
Harian
(Alamanak
HKBP)
Sabtu,
16 Mei 2020
“Sebab
Engkau telah menguji kami, ya Allah, telah memurnikan kami, seperti orang
memurnikan perak”
(Mazmur
66:10)
Polisi London Inggris menangkap dua orang
pemuda setelah mereka mencuri mobil dari sebuah bengkel. Kedua pemuda itu
mendorong mobil itu sepanjang satu mil dan ketika ditangkap mereka member tahu
polisi bahwa mereka bingung karena mesin mobil tidak bisa bekerja.
Memang kuncinya sudah dimasukkan ke lubangnya
dan sudah diputar agar mesin bisa berfungsi. Tak lama kemudian polisi
mengetahui bahwa mesin mobil itu tidak ada! Pemilik bengkel menjelaskan bahwa
dia sudah mengambil mesin lama dari mobil itu dan belum memasang mesin yang
baru.
Kita layaknya mendorong mobil tanpa mesin
bila kita mencoba mendapatkan sesuatu tanpa usaha. Tidak ada makan siang
gratis, tidak ada jalan mulus menuju keberhasilan dan tidak ada kemenangan
tanpa pengorbanan.
Sama seperti kebiasaan memurnikan perak yang
butuh proses berkali-kali dan berulang ulang. Perak dipanaskan di atas api, dan
harus dijaga agar perak itu tetap berada di tengah-tengah, dimana suhunya
paling panas. Itu harus dilakukan agar perak dapat dimurnikan dari
kotoran-kotoran yang menempel seperti debu, serpihan batu, pasir dan
sebagainya. Satu hal lagi, karena perak itu harus dijaga, maka si pengrajin
harus duduk sepanjang waktu memperhatikan peraknya hingga mencapai kemurnian
yang diharapkan. Waktunya pun harus tepat. Terlambat sedikit saja, perak akan
menjadi rusak. Bayangkan berada di tengah panas seperti perak yang
tengah dimurnikan. Jika perak itu bisa bicara, tentu perak itu akan berteriak
kesakitan terbakar api.
Demikianlah sebagai orang percaya, kita
harus siap di murnikan agar benar-benar layak dan berkenan di hadapan Allah. Proses
pemurnian tidak pernah nyaman. Kita bisa merasa kesakitan, menderita bagai perak
yang terbakar dalam bara api. Namun pada akhirnya kita akan menyadari bahwa
proses seperti itu sangatlah bermanfaat bagi kita. Mengapa itu perlu? Karena 1
Petrus 2:9 mengatakan bahwa kita adalah bangsa
yang terpilih , yang disebut
dengan imamat yang rajani.
Dunia ini adalah masa dimana segala
tantangan, cobaan dan ujian dari berbagai hal harus kita lalui dan memang tidak
akan pernah bisa berakhir sebelum Tuhan berkata tugas kita telah usai. Maka sebagai
orang percaya kita harus memahami dan meyakini bahwa segala sesuatu yang
menyakitkan dan menyulitkan kita, bukanlah semata-mata ujian dari Tuhan, tetapi
lebih menyakini bahwa semua itu dibiarkan oleh Allah untuk kita hadapi agar
menjadi pribadi yang tanggung dan layak dihadapannya. Tetapi ingatlah satu hal,
seorang ahli perak akan menjaga perak itu sepanjang waktu agar tidak rusak dan
tidak akan meninggalkannya walau sebentar saja, tetapi sebaliknya akan
menjaganya hingga proses pemurnian berakhir. Jika perak itu sudah murni, apakah
akan dinikmati oleh si ahli perak? Tentu tidak. Namun orang lain akan datang
dan memilikinya hingga si pembeli akan kagum oleh keindahannya.
Demikian dengan Allah, saat proses
pemurnian yang kita alami baik suka maupun duka, Dia ada dan akan terus bersama
kita menjaga dan mengamati kita sepanjang waktu tanpa berpaling sedikitpun.
Tetapi peroses yang kita hadapi bukanlah utamanya agar kita menggugah hati
Allah, sebab Dia ada bersama kita dan telah berkorban demi kita. Bukan ingin
menjadikan kita perak, tetapi hanya memurnikan kita agar murni dan tidak
bercacat, sebab sesungguhnya kita adalah ciptaan yang sempurna tetapi telah bercampur
dengan noda dosa hingga perlu dimurnikan agar bersih dari noda dosa. Namun sepanjang
kita masih di dunia, kita harus bisa menunjukkan contoh yang baik bagi banyak
orang bahwa Allah yang adalah pencipta kita adalah pribadi yang hebat dan
teliti, sehingga semakin banyak orang yang akan terberkati oleh perilaku hidup
kita.
Maka sebagai seorang pengikut Kristus, kebanggaan terbesar kita bukanlah terletak pada sebuatan Kristen, tetapi terletak kepada uasaha keras kita untuk meneladani penderitaanNya bagi banyak orang. Maka janganlah pernah berharap menjadi Kristen itu mudah, namun yakinilah bahwa kesulitan itu mempermudah kita memahami siapa Allah kita.
Selamat berjuang
dalam hidup…
Jadilah pribadi yang
tangguh terlebih di masa Pandemi ini hingga pasca Pandemi nanti…
Tuhan bersama kita: Mendengar
doa kita.
Salam: Horas!
Ameeen...ππππππ
BalasHapusSelamat melayani dengan penuh semangat n sukacita ya amang...π€π€π€✝️✝️✝️πͺπͺπͺ❤️❤️❤️πΆπΆπΆπ€π€π€πππ
Tuhan Yesus Memberkati...πππππππΆπΆπΆπ€π€π€πππ
Mauliate Godang.
HapusSemoga Terberkati...
Selamat merayakan hidup: Tuhan mendengar doa dan kerinduan kita...
Salam.
Tapi bagaimana cara utk tetap percaya, ketika saya sbg manusia berdosa sering merasa tidak layak utk dimurnikan?
BalasHapus"sering merasa tidak layak" bagi saya adalah sebuah proses mengarah kepada pemurnian. Ada banyak orang yang tidak pernah 'merasa layak', justru sebaliknya tidak pernah sadar untuk merasa tidak layak.
HapusSepanjang segala permulan itu kita syukuri sebagai ujian menuju tingkat (kelas) yang lebih tinggi, kita berada di jalur pemurnian itu...