Total Tayangan Halaman

Jumat, 15 Mei 2020

Hanya memurnikan perak, bukan menciptakan perak l Mazmur 66 : 10 l Renungan Harian l Almanak HKBP!


Renungan Harian
(Alamanak HKBP)
Sabtu, 16 Mei 2020

“Sebab Engkau telah menguji kami, ya Allah, telah memurnikan kami, seperti orang memurnikan perak”
(Mazmur 66:10)

Polisi London Inggris menangkap dua orang pemuda setelah mereka mencuri mobil dari sebuah bengkel. Kedua pemuda itu mendorong mobil itu sepanjang satu mil dan ketika ditangkap mereka member tahu polisi bahwa mereka bingung karena mesin mobil tidak bisa bekerja.

Memang kuncinya sudah dimasukkan ke lubangnya dan sudah diputar agar mesin bisa berfungsi. Tak lama kemudian polisi mengetahui bahwa mesin mobil itu tidak ada! Pemilik bengkel menjelaskan bahwa dia sudah mengambil mesin lama dari mobil itu dan belum memasang mesin yang baru.

Kita layaknya mendorong mobil tanpa mesin bila kita mencoba mendapatkan sesuatu tanpa usaha. Tidak ada makan siang gratis, tidak ada jalan mulus menuju keberhasilan dan tidak ada kemenangan tanpa pengorbanan.

Sama seperti kebiasaan memurnikan perak yang butuh proses berkali-kali dan berulang ulang. Perak dipanaskan di atas api, dan harus dijaga agar perak itu tetap berada di tengah-tengah, dimana suhunya paling panas. Itu harus dilakukan agar perak dapat dimurnikan dari kotoran-kotoran yang menempel seperti debu, serpihan batu, pasir dan sebagainya. Satu hal lagi, karena perak itu harus dijaga, maka si pengrajin harus duduk sepanjang waktu memperhatikan peraknya hingga mencapai kemurnian yang diharapkan. Waktunya pun harus tepat. Terlambat sedikit saja, perak akan menjadi rusak. Bayangkan berada di tengah panas seperti perak yang tengah dimurnikan. Jika perak itu bisa bicara, tentu perak itu akan berteriak kesakitan terbakar api.

Demikianlah sebagai orang percaya, kita harus siap di murnikan agar benar-benar layak dan berkenan di hadapan Allah. Proses pemurnian tidak pernah nyaman. Kita bisa merasa kesakitan, menderita bagai perak yang terbakar dalam bara api. Namun pada akhirnya kita akan menyadari bahwa proses seperti itu sangatlah bermanfaat bagi kita. Mengapa itu perlu? Karena 1 Petrus 2:9 mengatakan bahwa kita adalah bangsa yang terpilih , yang disebut dengan imamat yang rajani.

Dunia ini adalah masa dimana segala tantangan, cobaan dan ujian dari berbagai hal harus kita lalui dan memang tidak akan pernah bisa berakhir sebelum Tuhan berkata tugas kita telah usai. Maka sebagai orang percaya kita harus memahami dan meyakini bahwa segala sesuatu yang menyakitkan dan menyulitkan kita, bukanlah semata-mata ujian dari Tuhan, tetapi lebih menyakini bahwa semua itu dibiarkan oleh Allah untuk kita hadapi agar menjadi pribadi yang tanggung dan layak dihadapannya. Tetapi ingatlah satu hal, seorang ahli perak akan menjaga perak itu sepanjang waktu agar tidak rusak dan tidak akan meninggalkannya walau sebentar saja, tetapi sebaliknya akan menjaganya hingga proses pemurnian berakhir. Jika perak itu sudah murni, apakah akan dinikmati oleh si ahli perak? Tentu tidak. Namun orang lain akan datang dan memilikinya hingga si pembeli akan kagum oleh keindahannya.

Demikian dengan Allah, saat proses pemurnian yang kita alami baik suka maupun duka, Dia ada dan akan terus bersama kita menjaga dan mengamati kita sepanjang waktu tanpa berpaling sedikitpun. Tetapi peroses yang kita hadapi bukanlah utamanya agar kita menggugah hati Allah, sebab Dia ada bersama kita dan telah berkorban demi kita. Bukan ingin menjadikan kita perak, tetapi hanya memurnikan kita agar murni dan tidak bercacat, sebab sesungguhnya kita adalah ciptaan yang sempurna tetapi telah bercampur dengan noda dosa hingga perlu dimurnikan agar bersih dari noda dosa. Namun sepanjang kita masih di dunia, kita harus bisa menunjukkan contoh yang baik bagi banyak orang bahwa Allah yang adalah pencipta kita adalah pribadi yang hebat dan teliti, sehingga semakin banyak orang yang akan terberkati oleh perilaku hidup kita.

Maka sebagai seorang pengikut Kristus, kebanggaan terbesar kita bukanlah terletak pada sebuatan Kristen, tetapi terletak kepada uasaha keras kita untuk meneladani penderitaanNya bagi banyak orang. Maka janganlah pernah berharap menjadi Kristen itu mudah, namun yakinilah bahwa kesulitan itu mempermudah kita memahami siapa Allah kita.

Selamat berjuang dalam hidup…
Jadilah pribadi yang tangguh terlebih di masa Pandemi ini hingga pasca Pandemi nanti…
Tuhan bersama kita: Mendengar doa kita.
Salam: Horas!

4 komentar:

  1. Ameeen...πŸ‘πŸ‘πŸ‘πŸ™πŸ™πŸ™
    Selamat melayani dengan penuh semangat n sukacita ya amang...🀝🀝🀝✝️✝️✝️πŸ’ͺπŸ’ͺπŸ’ͺ❤️❤️❤️πŸŽΆπŸŽΆπŸŽΆπŸŽ€πŸŽ€πŸŽ€πŸ™πŸ™πŸ™
    Tuhan Yesus Memberkati...πŸ˜‡πŸ˜‡πŸ˜‡πŸ’πŸ’πŸ’πŸŽΆπŸŽΆπŸŽΆπŸŽ€πŸŽ€πŸŽ€πŸ™πŸ™πŸ™

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mauliate Godang.
      Semoga Terberkati...
      Selamat merayakan hidup: Tuhan mendengar doa dan kerinduan kita...
      Salam.

      Hapus
  2. Tapi bagaimana cara utk tetap percaya, ketika saya sbg manusia berdosa sering merasa tidak layak utk dimurnikan?

    BalasHapus
    Balasan
    1. "sering merasa tidak layak" bagi saya adalah sebuah proses mengarah kepada pemurnian. Ada banyak orang yang tidak pernah 'merasa layak', justru sebaliknya tidak pernah sadar untuk merasa tidak layak.
      Sepanjang segala permulan itu kita syukuri sebagai ujian menuju tingkat (kelas) yang lebih tinggi, kita berada di jalur pemurnian itu...

      Hapus