Total Tayangan Halaman

Rabu, 13 Mei 2020

Dunia ini layaknya selembar Foto I Efesus 4:24 I 14 Mei 2020 l Renungan Harian (Almanak HKBP))



Renungan Harian
(Almanak HKBP)
Kamis, 14 Mei 2020
“…dan mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya.”
(Efesus 4:24)
Hidup Itu Seperti Selembar Foto
Pada zaman dahulu di Papua Nugini, orang-orang tidak mengenal apa itu foto. Jika anda memperlihatkan selembar foto kepada mereka, meskipun mungkin itu adalah foto mereka sendiri, mereka tidak bisa melihatnya. Mereka tidak tahu bagaimana memandang selembar foto, karena selembar foto itu begitu berbeda dengan kenyataan. Foto yang memiliki dua dimensi, sedangkan segala sesuatu yang kita lihat memiliki tiga dimensi. Foto tidak memiliki bentuk atau ukuran. Orang-orang zaman itu tidak memiliki pengalaman untuk memahami sesuatu yang berbentuk dua dimensi. Ketika mereka diperlihatkan sebuah foto, mereka akan mengira itu adalah suatu tipuan: Itu hanya selembar kertas bukan kenyataan.
Dalam arti tertentu, kita bisa berkata bahwa kehidupan kita di Bumi dan kehidupan kita di Surga memiliki perbedaan yang sama. Kehidupan di Bumi layaknya selembar foto, ia memiliki kekurangan dimensi. Di Bumi kita tidak bisa berbicara dengan selembar foto dari teman baik kita sendiri, kita tidak bisa duduk dan makan dengan foto, kita tidak bisa bekerja bersamanya. Hanya bila kita mendapatkan kenyataan yang digambarkan oleh foto itu, maka kita bisa melakukan semua itu.
Tidak jauh berbeda dari itu, semua kebaikan di Bumi adalah foto-foto dua dimensi dari kenyataan dari Surga, yang tentu lebih baik dari foto-foto itu, yang merupakan gambaran dari orang atau tempat atau hal yang sebenarnya. (Frank Michalic)
Manusia yang hidupnya sudah, “… menanggalkan manusia lama, yang menemui kebinasaannya oleh nafsunya yang menyesatkan (Ef. 4:22b), tentu sikap hidupnya sudah “… dibaharui di dalam roh dan pikiranmu, (Ef. 4:23b)”, untuk selanjutnya akan menjalani kehidupannya di Bumi ini dengan “... mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya” (Ef. 4:24).
Manusia yang telah dibaharui itu, yang telah hidup di dalam kebenaran dan di dalam kekudusan bukan berarti mereka telah hidup di Sorga. Tetapi mereka hidup di Bumi dengan menunjukkan perilaku Sorga dalam setiap aspek kehidupan mereka.
Kita bisa hidup dan beraktifitas di Bumi, mencari makan dan menghidupi keluarga kita di Bumi, berinteraksi dan melakukan terhubung dengan rekan kita di Bumi, tetapi segala sesuatunya kita lakukan dengan menunjukkan esensi sikap dan perilaku Sorga, sebab kita adalah warga kerajaan Sorga walaupun masih berada di Bumi, karena kita adalah orang-orang yang telah di kuduskan oleh darah anak Domba yang tercurah di Kayu Salib itu.
Sebab oleh kekudusan inilah kita melayakkan tubuh kita ini adalah sebagai bait kudus yang di dalamnya berdiam Roh Kudus yang kita peroleh dari Allah (1 Korintus 6:19 “ATau tidak tahukah kamu bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri?”), dan sebagai persembahan hidup dan yang kudus bagi Tuhan (“Roma 12:1 “Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati”.).
Mari hidup dan bertindak di Bumi yang sementara ini dan yang akan selalu dipenuhi banyak persoalan ini, dengan melakukan segala sesuatunya layaknya sebagai warga kerajaan Sorga.
Selamat Pagi…
Salam Sehat..
Tuhan Mendengar setiap doa kita…
Horas.




B.E No. 114 : 3 “PAROHON HARAJAONMI” BL. 212
3 Ho Tondi Parbadia i Sai tatap hami on
Lopokkon haholongonMi tu rohanami on
Pasada rohanami be Patiur tondinami pe
Lao mangihuthon dasdasMi Mangkasiholi sondang ni
Parholong i Pardenggan basa I.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar