Total Tayangan Halaman

Jumat, 01 Mei 2020

"Bersama Tuhan bukan tanpa masalah, tetapi di dalam masalah Tuhan bersama kita".


RENUNGAN HARIAN
(Almanak HKBP)
Sabtu, 02 Mei 2020

Mazmur 23 : 4
“Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gadaMu dan tongkatMu, itulah yang menghibur aku”.


Daud yang adalah seorang gembala tentu sangat memahami situasi dan kondisi yang terjadi ketika menggembalakan domba-dombanya. Pengalaman inilah yang mendasari Daud untuk melahirkan sebuah nyanyian indah Mazmur 23:1-5, tentang bagaimana Tuhan itu bertindak layaknya seorang gembala, dengan gambaran detail bagaimana situasi seorang gembala.

Kata ‘lembah kekelaman’ (KJV/RSV/NIV/NASB menerjemahkannya dengan ‘lembah bayang-bayang maut’), dalam nats ini jelas menunjukkan sesuatu yang tidak menyenangkan, bahkan merujuk kepada sesuatu yang menakutkan, gelap dan mencekam. Gambaran pengalaman Daud saat menggembalakan domba-dombanya di malam hari yang sangat gelap dan penuh marabahaya, karena ancaman binatang buas yang tidak bisa terlihat oleh pekatnya malam, namun seorang gembala harus tampil sebagai pemberani yang memberikan rasa aman pada domba gembalaannya, sekalipun nyawanya harus ikut terancam. Situasi seperti ini membuat Daud yakin bahwa seorang gembala biasa saja mampu memberi rasa aman, apalagi dengan Allah. Inilah pengakuan nyata dari Daud ketika menjalani hari-harinya yang senantiasa diliputi ketidakpastian dan penuh dengan ancaman. Kita mengetahui sejarah hidup Daud yang setiap saat berada pada kondisi dimana Daud selalu terancam, bahkan oleh ancaman yang sering tidak terduga datangnya. Daud yang diangkat oleh Allah menggantikan Saul, harus menerima konsekuensi bahwa Saul ingin membunuhnya, walaupun Daud tidak merasa melakukan kesalahan apapun dalam hal pemilihannya sebagai raja, bukan juga ia yang menyodorkan dirinya, bukan juga ia yang merebut paksa dari Saul, tetapi mengapa dirinya diancam? Bukankah mereka satu keluarga?

Tetapi dalam hal ini Daud tidak mengutuki keadaan, ia percaya bahwa Tuhan adalah gembalanya yang senantiasa berjalan besertanya, memberikan rasa aman dan nyaman, sekalipun Daud setiap saat harus dibenci dan diburu banyak orang. Berapa banyak diantara kita yang memahami bahwa bersama Tuhan bukan tanpa masalah, malah sering diliputi banyak masalah, tetapi di dalam masalah Tuhan bersama kita? Sesungguhnya masih banyak diantara kita mengenal dan mengikut Tuhan dengan tujuan agar terhindar dari masalah dan tantangan, bahkan mengambil kesimpulan bahwa jika hidup kita belum diberkati, banyak masalah, banyak pergumulan, dihampiri banyak pencemooh, gagal dalam usaha, gagal dalam membangun relasi karena dibenci banyak orang sebab melakukan yang berbeda: MEREKA ADALAH ORANG YANG BELUM DIBERKATI DAN TIDAK DEKAT KEPADA TUHAN. Nats ini jelas menggambarkan sebaliknya, bagaimana situasi yang kita hadapi saat bersama Tuhan. Sebab semakin kita melakukan kebenaran dan hidup di dalam naungan Tuhan, maka bersiaplah akan semakin banyak hal yang akan mengusik kita, bukan hanya datang dari luar diri kita, tetapi juga akan datang dari dalam diri kita sendiri.

Berapa banyak diantara kita berkata dan percaya kepada Tuhan, tetapi saat semua baik-baik saja dan ‘beras di dapur masih aman-aman saja’ atau saat pekerjaan masih baik-baik saja (belum PHK) atau saat penjualan di usaha masih berjalan normal dan cenderung meningkat? Adakah yang berani dengan lantang berkata demikian dalam situasi kekurangan? Perhatikan bahwa Domba dalam Mazmur 23 ini yakin bahwa ia takkan kekurangan, bukan karena ia melihat banyak rumput dan air, tetapi karena ia melihat gembalanya. Seharusnya kita juga berlaku demikian, yakin dan tenang dalam hidup bukan karena apa yang kita punya tetapi siapa yang kita punya yaitu Tuhan sang Gembala.

Berapa banyak diantara kita sangat yakin tidak akan tersesat, hanya karena merasa kita punya gereja yang paling besar, pendeta yang hebat, terkenal dan benar? Tidka mungkin tersesat karena merasa kita adalah orang yang rajin belajar Firman Tuhan dan setia kepada Tuhan? Ini juga salah! Dalam ayat 3 ada kata-kata ‘oleh karena namaNya’. Jadi Tuhan mempimpin kita karena diriNya sendiri. Alasan mengapa ia memimpin kita terletak bukan pada diri dan usaha kemampuan kita, tetapi pada diriNya sendiri!

Berapa banyak diantara kita yang sangat yakin tidak akan berada dalam kehancuran, kecelakaan, pergumulan, hidup dalam kesukaran atau bahaya, tetapi yang kita andalkan adalah kemampuan dan pengalaman kita, sopir hebat atau mobil kita yang tahan banting (anti peluru), perlindungan dan asuransi dari usaha dan rumah yang sangat menjamin? Justru nats hari ini memberikan dasar keyakinan yang benar, yaitu: ‘Engkau’‘gada’‘tongkat’, hanya inilah yang melindungi domba.

Lalu apa yang akan kita lakukan? “gadaMu dan tongkatMu, itulah yang menghibur aku” ! Ketika seorang gembala melihat domba-dombanya mengarah ke jalan yang salah, maka seorang gembala akan mengarahkan domba-domba dengan tongkatnya untuk membimbing mereka ke jalan mana seharusnya domba-domba itu berjalan. Bayangkan bagaiman jika ada domba yang sudah berada di tepi jurang, gembala sudah mengarahkannya untuk menjauhi tepi jurang dengan memakai tongkatnya, tetapi seekor domba malah melawan dan terus saja berjalan? Rasa aman dan nyaman hanya akan kita temukan dan miliki hanya ketika kita mau diarahkan dan dibimbing oleh Tuhan lewat firmanNya dan pengajaran akan firmanNya. Semua rasa takut akan hilang kalau mata dan hati kita diarahkan kepada gembala! Maukah kita mengarahkan mata dan hati kita kepada Tuhan yang adalah gembala yang benar mulai saat ini?

KJ. 388     S’LAMAT DI TANGAN YESUS

1.      S’lamat di tangan Yesus, aman pelukanNya; dalam
         teduh kasihNya aku bahagia. Lagu merdu malaikat
         olehku terdengar dari neg’ri mulia: damai sejahtera.
         S’lamat di tangan Yesus, aman pelukanNya; dalam
         teduh kasihNya aku bahagia.
2.      S’lamat di tangan Yesus, aku tent’ram penuh; dosa pun
         dan cobaan jauh dari diriku. Duka, cemas dan bimbang,
         kuasanya tak tetap; goda dan air mata akan seg’ra lenyap.
         S’lamat di tangan Yesus, aman pelukanNya; dalam
         teduh kasihNya aku bahagia.
3.      Yesus, Perlindunganku, t’lah mati bagiku; padaNya
         ‘ku percaya: Yesus kekal teguh. Biar bertabah hati
         ‘ku manantikanNya sampai hariNya tiba dan fajar merekah.
         S’lamat di tangan Yesus, aman pelukanNya; dalam
            teduh kasihNya aku bahagia.

Selamat merenung..
Salam sehat…
Tuhan memberkati!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar