Renungan Harian
(Almanak HKBP)
Sabtu, 23 Mei 2020
Bernyanyilah
bagi Allah, mazmurkanlah nama-Nya, buatlah jalan bagi Dia yang berkendaraan
melintasi awan-awan! Nama-Nya ialah TUHAN; beria-rialah di hadapan-Nya!
(Mazmur
68:5)
Pesawat
Terbang Kelas Satu
Suatu hari saya sedang duduk di ruangan dan tiba-tiba seekor lalat
masuk. Ia terbang ke sana ke mari, hinggap kapan saja dan di mana saja sesuai
keinginannya. Dia menukik dan hinggap di sisa-sisa makanan. Dia melakukan apa
yang ia kehendaki, kapan saja ia ingin melakukan itu.
Sungguh seekor lalat itu luar biasa. Dia mengalahkan pesawat
terbang buatan manusia secanggih apapun pesawat itu tidak ada yang bisa terbang
seperti lalat ini. Ia terbang tanpa landasan pacu, dia mendarat tiba-tiba. Dia tidak
pernah bertabrakan atau menabrak sesuatu atau mengalami kecelakaan. Pilotnya tidak
perlu belajar terbang dan tidak butuh surat ijin terbang. Ia tidak pernah
mengalami yang namanya kerusakan mesin atau kehabisan bahan bakar. Hal yang
paling hebat adalah: dia bisa memproduksi pesawat yang sama tanpa kerja berat.
Sungguh sulit menemukan sebuah computer atau mesin yang bisa
menyamai kemampuan seekor lalat. Ia sekedar merupakan salah satu ciptaaan
Tuhan, yang memperlihatkan bahwa sosok Jenius yang memproduksinya.
Sepatutunyalah Tuhan yang Maha itu layak di puji oleh manusia yang
hina ini. MemuliakanNya di Tempat Yang Maha Tinggi oleh kita orang-orang yang
berada di tempat rendah ini. Mengapa demikian, kita sesungguhnya telah banyak
menyaksikan kuasaNya yang tidak terpikirkan, ciptaanNya yang Maha dasyat, tidak
tersembunyi, bahkan tidak terhitung yang niscaya membuat kita kagum oleh kuasaNya.
Bukankah demikian Tuhan bisa berkehendak sesuka hatinya atas
musuh-musuh dan keadaan yang menyulitkan kita? Bukankah demikian mudahnya Tuhan
membuat musuh-musuh dan keadaan sulit kita bertekuk lutut dihadapanNya walau
dengan ciptaanNya yang kecil dan hina? Lihat bagaimana raja Mesir lalim dan
sombong itu, tidak bisa berkutik dengan segala senjata dan tentara perang yang
kuat dengan tulah dari Tuhan: Harus tahluk oleh ciptaanNya yang ‘nyaris
terabaikan’, salah satunya tulah ketiga ya itu nyamuk. Bukankah sesungguhnya
Tuhan sangat berkuasa atas pemerintahan lalim sekuat dan selengkap apapun perlengkapan
perangnya?
Maka saatnya bersandar dan serahkanlah sepenuhnya kekhawatiran
kita saat ini kepadaNya, biar Tuhan yang memulihkan hati kita, terlebih
memberikan kemampuan kepada kita menghadapi ‘the
new normal life’ (kehidupan normal yang baru), yang setuju atau tidak harus
kita terima. Biarlah seperti bangsa Israel yang harus berdampingan bahkan hidup
dengan kekuasaan dan kesewenang-wenangan Mesir yang bisa mengancam nyawa mereka
kapan saja, tetapi Tuhan tidak pernah meninggalkan mereka, bahkan membiarkan
bangsa Israel binasa sia-sia. Demikian dengan kita, biarlah berdampingan dengan
Virus yang mematikan ini, asalkan kita selalu bergantung dan berserah kepada
Tuhan, maka hikmat dan kebijaksanaan yang diberikan kepada kita, akan
memampukan kita menyesuaikan diri dengan keadaaan. Jauhlah kiranya pikiran
menyerah, bosan bahkan stress berlebihan seakan Tuhan kita tidak bisa melakukan
apa-apa. Cukup lipat tangan dan berserah berdoa, kemudian lakukan aktifitas
dengan berserah sesuai doa kita.
Tuhan mendegar setiap doa dan kerinduan kita…
Salam sehat…
Tetap waspada…
Horas! Horas! Horas!
Buku Ende. 585 : 2 “Somba ma Jahowa”
2. Puji ma Jahowa Debatanta, Amen Haleluya
Parasi roha na sumurung do Ibana, Amen Haleluya
Taendehon ma goar ni Debatanta, Amen Haleluya
Alani denggan ni basaNa tu hita, Amen Haleluya.
Endehon; “Amen Haleluya, endehon Amen Haleluya
Endehon Amen Haleluya, endehon Amen Haleluya”.
( Mari
puji Tuhan Allah kita, Amin Haleluya
Sungguh
besar kasih setiaNya pada kita, Amin
Haleluya
Mari
hidup dengan rukun dalam Tuhan, Amin Haleluya
Di
dalam rumah tangga Tuhan kita, Amin Haleluya
:,:
Nyanyikan Amin Haleluya, nyanyikan Amin Haleluya
Nyanyikan
Amin Haleluya, nyanyikan Amin Haleluya :,:)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar