Total Tayangan Halaman

Minggu, 03 Mei 2020

"YANG HILANG AKAN KUCARI, YANG TERSESAT AKAN KUBAWA PULANG AKU AKAN MENCARI DOMBA-DOMBAKU DAN AKU AKAN MENYELAMATKAN MEREKA DARI SEGALA TEMPAT"

RENUNGAN HARIAN!
(Almanak HKBP)
Senin, 04 Mei 2020
Hesekiel 34 : 11
Sebab beginilah firman Tuhan Allah: “Dengan sesunggunhnya Aku sendiri akan memperhatikan domba-domba-Ku dan akan mencarinya”

Berbicara tentang gembala adalah sebuah pekerjaan yang dianggap hina (buruk) dalam perjanjian lama, tetapi mempunyai tanggungjawab yang sangat besar. Mengapa? Seorang gembala upahan harus menjaga domba-domba yang ia gembalakan tanpa satupun bisa hilang. Ada cerita yang mengatakan bahwa jika satu saja dari domba itu hilang, bisa saja seorang gembala bukan hanya tidak akan di upah, tetapi nyawanya bisa jadi dalam bahaya, karena tuannya (yang empunya domba) pasti akan marah besar. Seorang gembala upahan akan membawa domba tuannya bisa sampai berminggu-minggu bahkan ber bulan-bulan ke daerah yang tentu jauh dari tempat asalanya, maka bisa saja ketika ia pulang kembali kepada tuannya, domba-domba yang ia gembalakan bertambah. Cerita bagaimana seorang gembala harus mempertaruhkan nyawanya di tempat diman ia mengembalakan domba-domba tidak asing lagi, seprti harus melindungi dari hewan buas, jurang dan lembah, serangan hewan beracun bahkan cuaca ekstrim, belum lagi akan disibukkan dengan domba yang tidak patuh. Itulah mengapa seorang gembala akan mempertaruhkan nyawanya sendiri demi domba-domba yang ia gembalakan bahkan jika satupun domba itu yang tercerai dari yang lain akan dia cari sampai dapat (ada dua kemungkinan: karena tanggungjawab sebagai gembala yang telah menjiwai betul perkerjaannya dan apa yang ia gembalakan dan juga jadi jaminan kepada sang empunya domba bahwa tidak ada dombanya yang hilang).

Demikianlah gembala akan merawat sepenuh hati apa yang dia gembalakan tanpa memandang siapa dan bagaimana keadaan dan sifat domba-domba yang ia gembalakan, yang ia pahami bahwa seluruh domba itu harus dia jaga dan pertanggungjawabkan kepada tuannya, bukan hanya itu bahwa seluruh domba itu harus dipastikan sehat dan tidak boleh ada yang celaka dan sakit. Untuk hal ini apapun akan dilakukan gembala.

Inilah mengapa nats ini focus berbicara penuh tentang seorang gembala bukan yang digembalakannya. Pertanyaannya masihkah ada gembala yang demikian? Masihkan ada seorang gembala di gereja tidak tidak berlaku dan bertanggungjawab kepada jemaatnya sekalipun banyak jemaatnya menjauhi gereja? Masihkah ada pemimpin Negara atau darah kita yang peduli betul kepada kita rakyatnya tanoa memandang siapa kita? Masihkah ada seorang gembala di sekolah, kantor atau ditempat kita bekerja yang benar-benar merawat dan memperdulikan murid, karyawan atau buruhnya sepenuh hati? Masihkah ada gembala di rumah tangga (baik ayah, ibu bagi anak-anaknya atau kakak bagi adik-adiknya) dengan sepenuh hatinya merawat seisi rumah, bukan hanya menyediakan kebutuhan fisik tetapi juga apa yang jiwanya perlukan? Atau masihkah ada seseorang yang berlaku seperti gembala yang bertanggungjawab atas dirinya sendiri? Jadi jelas bahwa kalau ada domba hilang, gembala adalah yang paling bersalah!

Jika mungkin diantara kita ada yang berkata: Tidk ada atau sulit ditemukan, karena mungkin kita mempunyai pengalaman pahit dengan gembala di gereja, Negara atau daerah, orang tua dan keluarga atau bahkan kegagalan kita sendiri karena tidak bisa mencapai apa yang kita inginkan karena keterbatasan kita (mungkin). Ingatlah satu hal, bahwa kita masih mempunyai gembala yang baik dan sangat baik, yang benar-benar bukan hanya memperhatikan kita, tetapi juga telah memberikan nyawanya kepada kita, yaitu Yesus Kristus. Saat dunia mengecewakan kita, ingat saja Dia yang setiap saat dan setiap waktu datang dan ada untuk merawat, memperhatikan bahkan memnuhi kebutuhan kita bagai domba. Kita sudah melihat bagaimana itu dilakukan. Kristus harus menjadi Gembala yang baru yang akan mencari dan menemukan domba yang terhilang. Maka, Ia datang kepada kita dengan semua otoritas dari BapaNya.

Hanya Kristuslah Gembala yang benar bagi umatNya. Ia akan melakukan apa yang seharusnya dilakukan gembala-gembala tetapi tidak dilakukan. Mari kita bandingkan dengan kasih dari gembala yang baik, yang pergi ke dalam padang gurun untuk mencari satu dari 100 domba yang terhilang, dan tidak pernah menyerah sampai Ia menemukannya (Luk 15:4 “Siapakah di antara kamu yang mempunyai seratus ekor domba, dan jikalau ia kehilangan seekor di antaranya, tidak meninggalkan yang sembilan puluh sembilan ekor di padang gurun dan pergi mencari yang sesat itu sampai ia menemukannya?”)

Betapa banyak perhatian dan kepedulian Allah untuk kawanan domba; Ia berbicara seakan-akan Ia lebih peduli kepada mereka karena Ia melihat mereka diabaikan seperti itu, karena dengan Dia anak yatim menemukan belas kasihan. Hendaklah kita yang merasakan kepahitan atas pengalaman kurang diperhatikan seorang gembala mendengar ini dan mendapatkan penghiburan darinya. Perhatikanlah, Sekalipun para pendeta, pemimpin Negara dan kantor bahkan orangtua gagal melakukan bagian mereka, untuk kebaikan gereja, daerah, rumah tangga dan tempat kita bekerja, tetapi Allah tidak akan pernah gagal melakukan bagianNya; Ia akan mengambil kawanan domba itu ke dalam tanganNya sendiri, sehingga mereka tidak akan kekurangan kebaikan apapun yang telah Ia rancangkan untuknya. Gembala di dunia ini mungkin terbukti ceroboh, tetapi Gembala yang benar itu ‘tidak akan pernah terlelap atau tertidur’. Gembala di dunia mungkin saja palsu, tetapi Allah tetap setia. Mazmur 121:3-5 - “3Ia takkan membiarkan kakimu goyah, Penjagamu tidak akan terlelap. 4Sesungguhnya tidak terlelap dan tidak tertidur Penjaga Israel. 5Tuhanlah Penjagamu, Tuhanlah naunganmu di sebelah tangan kananmu”.

Gembala-gembala di dunia ini mungkin telah kehilangan domba-dombanya; Allah mencari mereka. Allah sendiri menginginkan bahwa yang hilang harus dikembalikan. Karena Allah  tentu lebih menghargai kita  seperti petani, peternak menghargai kawanannya. Sebab Allah peduli kepada jiwa-jiwa yang terabaikan. Ia tidak meninggalkan bahkan membiarkan domba-domba itu ditelantarkan tanpa menyambut mereka pada waktu pada kepulangan mereka; Ia mencari mereka. Ia tidak hanya siap untuk menyambut kembalinya orang berdosa yang menyesal. Ia pergi untuk mencari mereka.

Satu hal yang semakin menarik bahwa nats ini menekankan bahwa: “”…Lihatlah Aku, bahkan Aku sendiri akan mencari domba-dombaKu dan mencari mereka’. Ia bukan hanya mencari mereka, tetapi Ia akan mencari sampai Ia menemukan mereka. ‘Ia mencari yang terhilang sampai Ia menemukannya’.  MataNya yang Mahatahu mengikuti setiap pengembara. Mereka yang telah Ia tandai sebagai milikNya akan Ia bawa pulang tanpa gagal. Tak satupun bisa menghindarkan diri dari pengejaranNya, ataupun menghindari kecermatanNya yang penuh kasih.

Kita merasa orang yang paling malang karena tidak banyak yang peduli dan memperhatikan kita? Semoga kita semakin dikuatkan oleh nats ini…
Kita merasa gagal sebagai gembala dimanapun tugas itu kita emban? Semoga nats ini memberikan petunjuk baik agar kita boleh belajar…
Kita sering melihat ada banyak orang terlantar dan tidak diperhatikan? Atau mungkin di masa Pandemi ini semakin banyak keluarga-keluarga yang terabaikan karena kesulitan ekonomi? Untuk ini janganlah hanya mengharapkan dan berdoa agar Allah turun tangan kepada mereka: ini saatnya kita bisa menjadi gembala bagi mereka, paling tidak ‘sedikit’ memberikan perhatian lewat uluran tangan kita kepada mereka (ingat bahwa Pandemi ini masih lama dan kemungkinan akan semakin banyak orang yang terdampak), inilah saatnya kita bisa paling tidak belajar peduli kepada mereka.

Selamat Pagi…
Salam Sehat…
Salam sehat dan waspada selalu…
Tuhan memberkati…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar