RENUNGAN
HARIAN!
(Almanak
HKBP)
Senin,
04 Mei 2020
Hesekiel 34 : 11
Sebab beginilah firman Tuhan Allah: “Dengan
sesunggunhnya Aku sendiri akan memperhatikan domba-domba-Ku dan akan mencarinya”
Berbicara tentang gembala adalah sebuah pekerjaan yang
dianggap hina (buruk) dalam perjanjian lama, tetapi mempunyai tanggungjawab
yang sangat besar. Mengapa? Seorang gembala upahan harus menjaga domba-domba
yang ia gembalakan tanpa satupun bisa hilang. Ada cerita yang mengatakan bahwa
jika satu saja dari domba itu hilang, bisa saja seorang gembala bukan hanya
tidak akan di upah, tetapi nyawanya bisa jadi dalam bahaya, karena tuannya (yang
empunya domba) pasti akan marah besar. Seorang gembala upahan akan membawa
domba tuannya bisa sampai berminggu-minggu bahkan ber bulan-bulan ke daerah
yang tentu jauh dari tempat asalanya, maka bisa saja ketika ia pulang kembali
kepada tuannya, domba-domba yang ia gembalakan bertambah. Cerita bagaimana
seorang gembala harus mempertaruhkan nyawanya di tempat diman ia mengembalakan
domba-domba tidak asing lagi, seprti harus melindungi dari hewan buas, jurang
dan lembah, serangan hewan beracun bahkan cuaca ekstrim, belum lagi akan
disibukkan dengan domba yang tidak patuh. Itulah mengapa seorang gembala akan
mempertaruhkan nyawanya sendiri demi domba-domba yang ia gembalakan bahkan jika
satupun domba itu yang tercerai dari yang lain akan dia cari sampai dapat (ada
dua kemungkinan: karena tanggungjawab sebagai gembala yang telah menjiwai betul
perkerjaannya dan apa yang ia gembalakan dan juga jadi jaminan kepada sang
empunya domba bahwa tidak ada dombanya yang hilang).
Demikianlah gembala akan merawat sepenuh hati apa
yang dia gembalakan tanpa memandang siapa dan bagaimana keadaan dan sifat
domba-domba yang ia gembalakan, yang ia pahami bahwa seluruh domba itu harus
dia jaga dan pertanggungjawabkan kepada tuannya, bukan hanya itu bahwa seluruh
domba itu harus dipastikan sehat dan tidak boleh ada yang celaka dan sakit. Untuk
hal ini apapun akan dilakukan gembala.
Inilah mengapa nats ini focus berbicara penuh
tentang seorang gembala bukan yang digembalakannya. Pertanyaannya masihkah ada
gembala yang demikian? Masihkan ada seorang gembala di gereja tidak tidak
berlaku dan bertanggungjawab kepada jemaatnya sekalipun banyak jemaatnya
menjauhi gereja? Masihkah ada pemimpin Negara atau darah kita yang peduli betul
kepada kita rakyatnya tanoa memandang siapa kita? Masihkah ada seorang gembala
di sekolah, kantor atau ditempat kita bekerja yang benar-benar merawat dan
memperdulikan murid, karyawan atau buruhnya sepenuh hati? Masihkah ada gembala
di rumah tangga (baik ayah, ibu bagi anak-anaknya atau kakak bagi adik-adiknya)
dengan sepenuh hatinya merawat seisi rumah, bukan hanya menyediakan kebutuhan
fisik tetapi juga apa yang jiwanya perlukan? Atau masihkah ada seseorang yang
berlaku seperti gembala yang bertanggungjawab atas dirinya sendiri? Jadi jelas bahwa kalau ada domba hilang, gembala
adalah yang paling bersalah!
Jika mungkin diantara kita ada yang berkata: Tidk
ada atau sulit ditemukan, karena mungkin kita mempunyai pengalaman pahit dengan
gembala di gereja, Negara atau daerah, orang tua dan keluarga atau bahkan
kegagalan kita sendiri karena tidak bisa mencapai apa yang kita inginkan karena
keterbatasan kita (mungkin). Ingatlah satu hal, bahwa kita masih mempunyai
gembala yang baik dan sangat baik, yang benar-benar bukan hanya memperhatikan
kita, tetapi juga telah memberikan nyawanya kepada kita, yaitu Yesus Kristus. Saat
dunia mengecewakan kita, ingat saja Dia yang setiap saat dan setiap waktu
datang dan ada untuk merawat, memperhatikan bahkan memnuhi kebutuhan kita bagai
domba. Kita sudah melihat bagaimana itu dilakukan. Kristus harus menjadi Gembala yang baru
yang akan mencari dan menemukan domba yang terhilang. Maka, Ia datang kepada kita dengan semua otoritas dari BapaNya.
Hanya Kristuslah Gembala yang benar bagi umatNya. Ia akan melakukan apa yang seharusnya dilakukan
gembala-gembala tetapi tidak dilakukan. Mari kita bandingkan dengan kasih dari gembala yang baik,
yang pergi ke dalam padang gurun untuk mencari satu dari 100 domba yang
terhilang, dan tidak pernah menyerah sampai Ia menemukannya (Luk 15:4 “Siapakah di antara kamu yang mempunyai
seratus ekor domba, dan jikalau ia kehilangan seekor di antaranya, tidak
meninggalkan yang sembilan puluh sembilan ekor di padang gurun dan pergi
mencari yang sesat itu sampai ia menemukannya?”)
Betapa banyak
perhatian dan kepedulian Allah
untuk kawanan domba; Ia berbicara seakan-akan Ia lebih peduli kepada mereka
karena Ia melihat mereka diabaikan seperti itu, karena dengan Dia anak yatim
menemukan belas kasihan. Hendaklah kita
yang merasakan kepahitan atas pengalaman kurang diperhatikan seorang gembala mendengar ini dan mendapatkan
penghiburan darinya. Perhatikanlah, Sekalipun para pendeta, pemimpin Negara dan kantor bahkan
orangtua gagal melakukan
bagian mereka, untuk kebaikan gereja,
daerah, rumah tangga dan tempat kita bekerja, tetapi Allah
tidak akan pernah gagal melakukan
bagianNya; Ia akan mengambil kawanan domba itu ke dalam tanganNya sendiri, sehingga mereka tidak akan kekurangan
kebaikan apapun yang telah Ia rancangkan untuknya. Gembala di dunia ini mungkin terbukti ceroboh,
tetapi Gembala yang benar itu ‘tidak akan pernah terlelap atau
tertidur’. Gembala di dunia mungkin saja palsu, tetapi Allah
tetap setia. Mazmur 121:3-5 - “3Ia takkan
membiarkan kakimu goyah, Penjagamu tidak akan terlelap. 4Sesungguhnya tidak terlelap dan tidak tertidur
Penjaga Israel. 5Tuhanlah Penjagamu,
Tuhanlah naunganmu di sebelah tangan kananmu”.
Gembala-gembala di dunia ini mungkin telah kehilangan domba-dombanya; Allah mencari mereka. Allah sendiri
menginginkan bahwa yang hilang harus dikembalikan. Karena Allah tentu lebih menghargai
kita seperti petani, peternak menghargai kawanannya. Sebab Allah
peduli kepada jiwa-jiwa yang terabaikan. Ia tidak meninggalkan bahkan membiarkan domba-domba itu ditelantarkan tanpa menyambut mereka pada waktu
pada kepulangan mereka; Ia mencari mereka. Ia tidak hanya siap untuk menyambut
kembalinya orang berdosa yang menyesal. Ia pergi untuk mencari mereka.
Satu hal yang semakin menarik bahwa nats ini
menekankan bahwa: “”…Lihatlah Aku, bahkan Aku
sendiri akan mencari domba-dombaKu dan mencari mereka’. Ia bukan hanya mencari
mereka, tetapi Ia akan mencari sampai Ia menemukan mereka. ‘Ia mencari yang
terhilang sampai Ia menemukannya’. MataNya yang Mahatahu mengikuti setiap pengembara. Mereka yang telah Ia
tandai sebagai milikNya akan Ia bawa pulang tanpa gagal. Tak satupun bisa
menghindarkan diri dari pengejaranNya, ataupun menghindari kecermatanNya yang
penuh kasih.
Kita merasa orang yang paling malang karena tidak
banyak yang peduli dan memperhatikan kita? Semoga kita semakin dikuatkan oleh
nats ini…
Kita merasa gagal sebagai gembala dimanapun tugas
itu kita emban? Semoga nats ini memberikan petunjuk baik agar kita boleh
belajar…
Kita sering melihat ada banyak orang terlantar dan
tidak diperhatikan? Atau mungkin di masa Pandemi ini semakin banyak keluarga-keluarga
yang terabaikan karena kesulitan ekonomi? Untuk ini janganlah hanya
mengharapkan dan berdoa agar Allah turun tangan kepada mereka: ini saatnya kita
bisa menjadi gembala bagi mereka, paling tidak ‘sedikit’ memberikan perhatian
lewat uluran tangan kita kepada mereka (ingat bahwa Pandemi ini masih lama dan
kemungkinan akan semakin banyak orang yang terdampak), inilah saatnya kita bisa
paling tidak belajar peduli kepada mereka.
Selamat Pagi…
Salam Sehat…
Salam sehat dan waspada selalu…
Tuhan memberkati…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar