“Karena itu jagalah dirimu dan jagalah
seluruh kawanan, karena kamulah yang ditetapkan Roh Kudus menjadi
penilik untuk menggembalakan jemaat Allah yang diperolehNya dengan
darah Anak-Nya sendiri”.
Ayat
ini mengajarkan kita supaya mengerti bahwa panggilan untuk memegang jabatan
dalam jemaat Kristus adalah: 1. Tugas yang mulia, 2. Tugas yang penuh
tanggungjawab.
Kata jagalah
dirimu dan menggembalakan jemaat adalah
dua kata untuk melukiskan tugas jabatan dalam jemaat, yang identik dengan
tujuan mengamatamati atau memelihara. Menjadi menarik bahwa
jabatan dalam jemaat ini sangat istimewa, oleh karena Roh Kudus yang mengadakan
atau menetapkan mereka untuk tugas menggembalakan jemaat Allah. Sepintas
jabatan ini terlihat layaknya kedudukan yang sangat terhormat, bahkan mungkin
ada yang menganggap bahwa jabatan ini seperti sebuah kedudukan utama dalam
jemaat. Nyatanya tidak, sebab Roh Kudus hanya ingin mempergunakan jabatan ini
sebagai alatNya agar melalui jabatan yang dibangunNya itu segala sesuatu boleh
berlangsung sesuai ketetapan Allah, artinya justru jabatan ini bukan
semata-mata hadiah, namun sebuah tugas dan tanggungjawab yang tidak boleh
dianggap sepele. Maka jelas bagi kita bahwa apa yang dikerjakan atau jemaat
yang dilayani oleh seorang gembala, bukanlah karena kemampuan dan keinginannya,
tetapi Roh Allah yang bekerja dan menunjukkan pekerjaan itu baginya, maka tidak
ada kesempatan seorang gembala (pelayan) bermegah menyombongkan dirinya karena
telah berhasil mendirikan atau membangun suatu jemaat. Demikian telah
diingatkah oleh Yesus dalam Lukas 17:10 “Apabila kamu telah melakukan segala sesuatu yang ditugaskan
kepadamu, hendaklah kamu berkata: Kami adalah hamba-hamba yang tidak berguna;
kami hanya melakukan apa yang kami harus lakukan."
Ketika
Paulus akan berpisah dengan para pelayan Efesus di Miletus (Kis 20:28-32),
Paulus menunjukkan bahwa ia telah melakukan yang terbaik, baik dalam memberikan
teladan hidup maupun memberitakan kebenaran Yesus Kristus (20:18-27, 33-35). Para
pelayan Efesus tentulah sangat kehilangan dengan kepergian Paulus (20:36-38).
Walaupun demikian, hal itu tidka boleh berlarut-larut, sebab masih banyak tugas
di depan yang sudah menunggu. Dalam nats ini Paulus tidak lupa memberitahu
mereka apa yang harus dilakukan oleh para pelayan (ayat
28a), mengapa mereka harus melakukan hal tersebut (ayat
28b-30).
Pertama-tama,
para pelayan harus menjaga diri mereka sendiri (“jagalah dirimu”).
Nasihat yang mirip juga diberikan Paulus kepada Timotius: “Awasilah dirimu sendiri dan awasilah ajaranmu” (1 Tim 4:16a).
Paulus tentu saja tidak bermaksud untuk mengajarkan egoisme kepada para pelayan.
Ia pun bukan sedang menyepelekan keselamatan jemaat. Sebaliknya, kerohanian
jemaat sangat dipengaruhi oleh kualitas kerohanian para pelayan. Pemimpin yang
baik akan memberi pimpinan yang baik pula. Karena itu, para pemimpin harus
fokus memperlengkapi dirinya terlebih dahulu, baru kepada orang lain.
Seorang
pelayan pertama-tama harus memperhatikan dirinya sendiri dengan menjaga sikap
hidupnya. Sebab para pelayan juga adalah salah satu domba yang berada dalam
pengawasan Gembala tertinggi, yaitu Yesus Krsitus: itulah dasar mengapa jabatan
ini bukanlah semata-mata hanya tentang bagaimana melayani, namun hal ini adalah
sebuah tanggungjawab besar karena hasilnya harus dipertanggungjawabkan kepada
Kristus kepala Gereja.
Jika kita mau jujur, tugas seorang pemimpin
sebenarnya tidaklah mudah. Ia harus mampu membawa orang-orang yang ada di bawah
pimpinannya ke arah yang benar. Hal ini pun sama halnya dengan pemimpin rohani.
Tugas ini bukan tugas yang diberikan oleh organisasi gereja, tetapi ini adalah
tanggung jawab yang diberikan Tuhan sendiri, yaitu untuk menggembalakan jemaat
Allah (ay. 28b).
Kedua,
kata “menggembalakan jemaat Allah” jelas ingin menekankan
bahwa jemaat itu adalah milik Allah (20:28c). Tentu jemaat kembali disadarkan bahwa mereka
adalah milik Allah, bukan milik seorang pelayan atau keluarga pelayan, bukan
juga hasil jerih payah seorang atau keluarga pelayan. Tetapi mereka adalah
milik Allah yang diserahkan kepada para pelayan untuk digembalakan (dilayani).
Namun bagaimana jika pelayan itu tidak mengerjakan tugas pelayanannya? Ingatlah
bahwa jikalapun seorang pelayan gagal menunaikan tugas pelayanannya, bukan
berarti kita malah menganggap Yesus gagal, atau kekristenan itu salah. Sebab
seluruh acuan kebenaran hanyalah ada pada Yesus sang pemilik jemaat, bukan
kepada seorang pelayan, justru pelayan yang benar pastilah mengacu kepada
kepala pelayan tertinggi itu, yaitu Yesus.
Ketiga,
“jagalah seluruh kawanan” menekankan bahwa dalam pelayanan tidak ada yang
boleh dibeda-bedakan menurut latarbelakang, tetapi semua tanpa terkecuali.
Inilah yang hendak mengajarkan seluruh orang percaya bahwa di dalam gereja
tidak akan ada pembeda-bedaan terlebih meminta perlakuan khusus karena dirinya
tau keluarganya memiliki andil besar dalam pembangunan Gereja. Dalam kasus lain
juga banyak jemaat yang aktif dalam beberapa pelayanan gereja, sering
menganggap diri mereka lebih baik dari mereka yang tidak terlalu banyak aktif
di gereja, bahkan cenderung akan memilih teman yang aktif seperti dirinya dan
seolah-olah menganggap bersalah atau tidak layak bagi kelompok yang jarang
aktif di gereja untuk dilayani. Seharusnya hal ini tidak lagi terjadi
dikalangan jemaat dan pelayan, sebab kata kawana yang harus dijaga merujuk
kepada seluruh jemaat tanpa melihat latarbelakangnya dan terlebih keaktifannya
di gereja.
Kata
“jagalah seluruh kawanan” merujuk kepada bahaya dari luar (20:29).
Gambaran tentang “serigala” dalam
nats ini dapat merujuk pada semua orang yang menentang kekristenan (Mat 10:16;
Luk 10:3; 13:32), namun sesuai dengan konteks Kisah Para Rasul 20:18-38,
serigala ganas yang dimaksud oleh Paulus tampaknya merujuk pada para pengajar
sesat (20:30; bdk. Mat 7:20). Berbeda dengan Paulus yang rela berkorban demi
keselamatan tiap domba (20:26-27, 33-35), para guru palsu tidak akan
menyayangkan domba-domba itu. Bagi mereka yang penting adalah kepentingannya
tercapai. Karena itu, para pelayan dituntut untuk menjadi gembala yang baik,
yang setia menjaga domba-domba, bukan meninggalkan mereka menjadi santapan para
serigala (bdk. Yoh 10:12-13). Demikian juga dengan jemaat yang sudah seharusnya
kritis terhadap pelayanan dan bijaksana menerima ajaran tentang Firman Tuhan,
tentu dengan rajin juga membaca Firman Tuhan. Sebab tidak mungkin seorang
jemaat bisa mengkritisi ajaran tentang Firman Tuhan, sementara dirinya hanya
membaca Firman Tuhan hanya saat hendak mendengar kotbah saja setiap minggunya
(itupun jika dia ke Gereja dan membawa Alkitabnya).
Oleh karena itu, tugas para pemimpin rohani
sebenarnya sangatlah berat. Menjaga diri sendiri saja sudah sulit,
apalagi harus menjaga orang lain yang adalah kawanan yang dipercayakan kepada
kita. Yang lebih sulit lagi adalah bahwa kita harus menjaga kawanan domba dari
serigala-serigala yang ganas. Paulus pun mengatakan bahwa akan ada
serigala-serigala ganas yang masuk ke tengah-tengah jemaat dan tidak akan
menyayangkan jemaat (ay. 29). Serigala ini adalah lambang orang-orang yang
tidak peduli akan keselamatan jiwa-jiwa. Yang terpenting bagi mereka adalah
mereka bisa mendapatkan keuntungan dari jemaat Tuhan atau dari pekerjaan Tuhan
di gereja maupun persekutuan. Serigala tidak akan peduli tentang bagaimana
menjaga kawanan, tetapi akan berusaha memanfaatkan kawanan demi keuntungan
pribadinya.
Karena itu sebagi penutup: Kita perlu mendukung pemimpin kita agar mereka dapat menjaga diri mereka dan
menjaga kawanan yang dipercayakan Tuhan kepada mereka. Tentu kita harus
menghargai pemimpin-pemimpin yang benar, yang memang benar-benar berjaga-jaga
atas jiwa kita (Ibr 13:17). Kepada pemimpin-pemimpin yang benar ini, kita perlu
mendukung dengan sepenuh hati, sambil juga kita mendoakan pemimpin kita
tersebut supaya tidak salah langkah dan tidak tersesat. Adalah indah jika
pemimpin mengasihi jemaat dan jemaat mengasihi pemimpinnya. Adalah indah jika
pemimpin menjaga dirinya sendiri dan menjaga seluruh kawanan (jemaat), serta
jemaat juga menjaga dirinya sendiri dan menjaga pemimpinnya. Jika demikian,
maka pemimpin dan jemaat tersebut akan menjadi pemimpin dan jemaat yang
berkenan di hadapan Tuhan, karena sudah melakukan bagiannya dengan
sebaik-baiknya. AMIN.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar