Total Tayangan Halaman

Jumat, 08 Mei 2020

Jagalah Dirimu Lebih Dahulu Dengan Benar, Maka Mereka Pasti Akan Mengikuti Kebiasaanmu Yang Benar (Kisah Rasul 20:28)

Kisah Para Rasul 20:28

“Karena itu jagalah dirimu dan jagalah seluruh kawanan, karena kamulah yang ditetapkan Roh Kudus menjadi penilik untuk menggembalakan jemaat Allah yang diperolehNya dengan darah Anak-Nya sendiri”.

Ayat ini mengajarkan kita supaya mengerti bahwa panggilan untuk memegang jabatan dalam jemaat Kristus adalah: 1. Tugas yang mulia, 2. Tugas yang penuh tanggungjawab.

Kata jagalah dirimu  dan menggembalakan jemaat adalah dua kata untuk melukiskan tugas jabatan dalam jemaat, yang identik dengan tujuan mengamatamati atau memelihara. Menjadi menarik bahwa jabatan dalam jemaat ini sangat istimewa, oleh karena Roh Kudus yang mengadakan atau menetapkan mereka untuk tugas menggembalakan jemaat Allah. Sepintas jabatan ini terlihat layaknya kedudukan yang sangat terhormat, bahkan mungkin ada yang menganggap bahwa jabatan ini seperti sebuah kedudukan utama dalam jemaat. Nyatanya tidak, sebab Roh Kudus hanya ingin mempergunakan jabatan ini sebagai alatNya agar melalui jabatan yang dibangunNya itu segala sesuatu boleh berlangsung sesuai ketetapan Allah, artinya justru jabatan ini bukan semata-mata hadiah, namun sebuah tugas dan tanggungjawab yang tidak boleh dianggap sepele. Maka jelas bagi kita bahwa apa yang dikerjakan atau jemaat yang dilayani oleh seorang gembala, bukanlah karena kemampuan dan keinginannya, tetapi Roh Allah yang bekerja dan menunjukkan pekerjaan itu baginya, maka tidak ada kesempatan seorang gembala (pelayan) bermegah menyombongkan dirinya karena telah berhasil mendirikan atau membangun suatu jemaat. Demikian telah diingatkah oleh Yesus dalam Lukas 17:10 Apabila kamu telah melakukan segala sesuatu yang ditugaskan kepadamu, hendaklah kamu berkata: Kami adalah hamba-hamba yang tidak berguna; kami hanya melakukan apa yang kami harus lakukan."

Ketika Paulus akan berpisah dengan para pelayan Efesus di Miletus (Kis 20:28-32), Paulus menunjukkan bahwa ia telah melakukan yang terbaik, baik dalam memberikan teladan hidup maupun memberitakan kebenaran Yesus Kristus (20:18-27, 33-35). Para pelayan Efesus tentulah sangat kehilangan dengan kepergian Paulus (20:36-38). Walaupun demikian, hal itu tidka boleh berlarut-larut, sebab masih banyak tugas di depan yang sudah menunggu. Dalam nats ini Paulus tidak lupa memberitahu mereka apa yang harus dilakukan oleh para pelayan (ayat 28a), mengapa mereka harus melakukan hal tersebut (ayat 28b-30).

Pertama-tama, para pelayan harus menjaga diri mereka sendiri (“jagalah dirimu”). Nasihat yang mirip juga diberikan Paulus kepada Timotius: “Awasilah dirimu sendiri dan awasilah ajaranmu” (1 Tim 4:16a). Paulus tentu saja tidak bermaksud untuk mengajarkan egoisme kepada para pelayan. Ia pun bukan sedang menyepelekan keselamatan jemaat. Sebaliknya, kerohanian jemaat sangat dipengaruhi oleh kualitas kerohanian para pelayan. Pemimpin yang baik akan memberi pimpinan yang baik pula. Karena itu, para pemimpin harus fokus memperlengkapi dirinya terlebih dahulu, baru kepada orang lain.

Seorang pelayan pertama-tama harus memperhatikan dirinya sendiri dengan menjaga sikap hidupnya. Sebab para pelayan juga adalah salah satu domba yang berada dalam pengawasan Gembala tertinggi, yaitu Yesus Krsitus: itulah dasar mengapa jabatan ini bukanlah semata-mata hanya tentang bagaimana melayani, namun hal ini adalah sebuah tanggungjawab besar karena hasilnya harus dipertanggungjawabkan kepada Kristus kepala Gereja.

Jika kita mau jujur, tugas seorang pemimpin sebenarnya tidaklah mudah. Ia harus mampu membawa orang-orang yang ada di bawah pimpinannya ke arah yang benar. Hal ini pun sama halnya dengan pemimpin rohani. Tugas ini bukan tugas yang diberikan oleh organisasi gereja, tetapi ini adalah tanggung jawab yang diberikan Tuhan sendiri, yaitu untuk menggembalakan jemaat Allah (ay. 28b).

Kedua, kata “menggembalakan jemaat Allah” jelas ingin menekankan bahwa jemaat itu adalah milik Allah (20:28c).  Tentu jemaat kembali disadarkan bahwa mereka adalah milik Allah, bukan milik seorang pelayan atau keluarga pelayan, bukan juga hasil jerih payah seorang atau keluarga pelayan. Tetapi mereka adalah milik Allah yang diserahkan kepada para pelayan untuk digembalakan (dilayani). Namun bagaimana jika pelayan itu tidak mengerjakan tugas pelayanannya? Ingatlah bahwa jikalapun seorang pelayan gagal menunaikan tugas pelayanannya, bukan berarti kita malah menganggap Yesus gagal, atau kekristenan itu salah. Sebab seluruh acuan kebenaran hanyalah ada pada Yesus sang pemilik jemaat, bukan kepada seorang pelayan, justru pelayan yang benar pastilah mengacu kepada kepala pelayan tertinggi itu, yaitu Yesus.

Ketiga, “jagalah seluruh kawanan” menekankan bahwa dalam pelayanan tidak ada yang boleh dibeda-bedakan menurut latarbelakang, tetapi semua tanpa terkecuali. Inilah yang hendak mengajarkan seluruh orang percaya bahwa di dalam gereja tidak akan ada pembeda-bedaan terlebih meminta perlakuan khusus karena dirinya tau keluarganya memiliki andil besar dalam pembangunan Gereja. Dalam kasus lain juga banyak jemaat yang aktif dalam beberapa pelayanan gereja, sering menganggap diri mereka lebih baik dari mereka yang tidak terlalu banyak aktif di gereja, bahkan cenderung akan memilih teman yang aktif seperti dirinya dan seolah-olah menganggap bersalah atau tidak layak bagi kelompok yang jarang aktif di gereja untuk dilayani. Seharusnya hal ini tidak lagi terjadi dikalangan jemaat dan pelayan, sebab kata kawana yang harus dijaga merujuk kepada seluruh jemaat tanpa melihat latarbelakangnya dan terlebih keaktifannya di gereja.

Kata “jagalah seluruh kawanan” merujuk kepada bahaya dari luar (20:29). Gambaran tentang “serigala” dalam nats ini dapat merujuk pada semua orang yang menentang kekristenan (Mat 10:16; Luk 10:3; 13:32), namun sesuai dengan konteks Kisah Para Rasul 20:18-38, serigala ganas yang dimaksud oleh Paulus tampaknya merujuk pada para pengajar sesat (20:30; bdk. Mat 7:20). Berbeda dengan Paulus yang rela berkorban demi keselamatan tiap domba (20:26-27, 33-35), para guru palsu tidak akan menyayangkan domba-domba itu. Bagi mereka yang penting adalah kepentingannya tercapai. Karena itu, para pelayan dituntut untuk menjadi gembala yang baik, yang setia menjaga domba-domba, bukan meninggalkan mereka menjadi santapan para serigala (bdk. Yoh 10:12-13). Demikian juga dengan jemaat yang sudah seharusnya kritis terhadap pelayanan dan bijaksana menerima ajaran tentang Firman Tuhan, tentu dengan rajin juga membaca Firman Tuhan. Sebab tidak mungkin seorang jemaat bisa mengkritisi ajaran tentang Firman Tuhan, sementara dirinya hanya membaca Firman Tuhan hanya saat hendak mendengar kotbah saja setiap minggunya (itupun jika dia ke Gereja dan membawa Alkitabnya).

Oleh karena itu, tugas para pemimpin rohani sebenarnya sangatlah berat.  Menjaga diri sendiri saja sudah sulit, apalagi harus menjaga orang lain yang adalah kawanan yang dipercayakan kepada kita. Yang lebih sulit lagi adalah bahwa kita harus menjaga kawanan domba dari serigala-serigala yang ganas. Paulus pun mengatakan bahwa akan ada serigala-serigala ganas yang masuk ke tengah-tengah jemaat dan tidak akan menyayangkan jemaat (ay. 29). Serigala ini adalah lambang orang-orang yang tidak peduli akan keselamatan jiwa-jiwa. Yang terpenting bagi mereka adalah mereka bisa mendapatkan keuntungan dari jemaat Tuhan atau dari pekerjaan Tuhan di gereja maupun persekutuan. Serigala tidak akan peduli tentang bagaimana menjaga kawanan, tetapi akan berusaha memanfaatkan kawanan demi keuntungan pribadinya.

Karena itu sebagi penutup: Kita perlu mendukung pemimpin kita agar mereka dapat menjaga diri mereka dan menjaga kawanan yang dipercayakan Tuhan kepada mereka. Tentu kita harus menghargai pemimpin-pemimpin yang benar, yang memang benar-benar berjaga-jaga atas jiwa kita (Ibr 13:17). Kepada pemimpin-pemimpin yang benar ini, kita perlu mendukung dengan sepenuh hati, sambil juga kita mendoakan pemimpin kita tersebut supaya tidak salah langkah dan tidak tersesat. Adalah indah jika pemimpin mengasihi jemaat dan jemaat mengasihi pemimpinnya. Adalah indah jika pemimpin menjaga dirinya sendiri dan menjaga seluruh kawanan (jemaat), serta jemaat juga menjaga dirinya sendiri dan menjaga pemimpinnya. Jika demikian, maka pemimpin dan jemaat tersebut akan menjadi pemimpin dan jemaat yang berkenan di hadapan Tuhan, karena sudah melakukan bagiannya dengan sebaik-baiknya. AMIN.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar