Total Tayangan Halaman

Kamis, 30 April 2020

“Bumi ini cukup untuk tujuh generasi, namun tidak akan pernah cukup untuk tujuh orang serakah”

RENUNGAN HARIAN
(Almanak HKBP)
Jumat, 01 Mei 2020

“Tuhan adalah gembalaku, takkan kekurangan aku”
Mazmur 23:1

Sebagai orang percaya kita sangat bersyukur mempunyai Allah yang langsung menggembalakan kita, bukan menyuruh orang lain untuk menggembalakan kita. Lihat bagaimana Allah hadir melalui Tuhan Yesus ke dunia ini sebagai bukti Dia sungguh-sungguh ingin datang langsung turun tangan memberi uluran tanganNya kepada kita, bukan lagi melihat kita dari jauh dan menyuruh suruhanNya mengarahkan kita serta membimbing kita secara pribadi. Ini menunjukkan bahwa dalam menggembalakan, Tuhan memperhatikan kita satu per satu. Perhatikan Nats ini, ‘ia memanggil domba-dombanya masing-masing menurut namanya dan menuntunnya keluar’ (Bdk. Yoh 10:3b).

Sebagai seorang percaya kita tidak mungkin tidak merasa bahagia, sebab jika kita diperhatikan atau digembalakan secara pribadi-pribadi, maka tentu tidak akan ada ada domba yang ketinggalan.

Saat ini terserah anda sedang merasa  mempunyai self esteem yang rendah (merasa rendah diri) karena tidak punyai sesuatu yang dapat anda andalkan atau sering merasa tidak dianggap di lingkungan dimana kita berada. Tidak perduli saat ini kita merasa tidak begitu beruntung di dunia ini, karena tidak mempunyai pendidikan tinggi seperti orang lain, tidak kaya seperti sahabat kita, tidak sepintar teman-teman kita, tidak se sehat teman kantor kita, tidak seberuntung pimpinan kita, tidak pernah juara seperti teman sekelas kita dan hal buruk lainnya yang kita alami di dunia ini. Nats ini sedang membangun self esteem (harga dirimu)di mata Tuhan, bahwa kita senantiasa diperhatikan (digembalakan) langsung oleh Tuhan, betapapun rendahnya dan tak berartinya kita dalam pandangan manusia (orang miskin, tidak mempunyai kedudukan baik dalam dunia bahkan mungkin di dalam gereja). Betapa berharganya kita ini bukan? Karena itu, apapun yang kita alami di dunia saat ini, jangan pernah menganggap bahwa Tuhan tidak mempedulikan kita! Amsal 15:3 - “Mata TUHAN ada di segala tempat, mengawasi orang jahat dan orang baik”. Lihat bahwa Tuhan melihat dan mengawasi bukan hanya orang yang baik, bahkan mereka yang jahat sekalipun. Artinya tidak ada yang bisa terlepas dari pengawasan Tuhan.

Kemudian perhatikan kata “takkan kekurangan aku” (1b), kita harus pahami kata ‘takkan kekurangan’ disana, sebab bukan disebutkan ‘kelimpahan, masyur, kaya, kenyang, berlebih’, tetapi kata ‘takkan kekurangan’, mengindikasikan bahwa hidup bersama Tuhan, tidak akan menjanjikanmu kekayaan, kelimpahan, hidup berkelebihan dan sebagainya, tetapi hidup di dalam rasa CUKUP atau BERKECUKUPAN.

Manusia saat ini banyak merasa kekurangan bukan karena dirinya benar-benar kekurangan, tetapi dalam dirinya telah hilang rasa CUKUP. Benarlah kata Mahatma Ghandi: “Bumi ini cukup untuk tujuh generasi, namun tidak akan pernah cukup untuk tujuh orang serakah”. Jika hidup kita ingin bahagia dan tenang, CUKUP dengan rasa CUKUP.

Jika kita perhatikan ayat 2: Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau, Ia membimbing aku ke air yang tenang”. Rumput hijau dan air hanya akan dinikmati oleh domba pada satu hari itu, bukan untuk dibawa pulang atau disimpan di lumbung (sebab tidak mungkin juga domba punya lumbung, kecuali dalam cerita cartoon Shaun The Sheep, hehehe).

Sekali lagi bahwa apa yang akan diberikan Tuhan kepada kita domba-dombanya bukanlah apa yang kita INGINKAN tetapi apa yang kita BUTUHKAN, juga bukan berjanji memberi kita kelimpahan dan kekayaan untuk disimpan dan dipamerkan. Sekali lagi hal ini jelas menolak Teologia Kemakmuran yang menekankan bahwa bersama Tuhan hidup akan bahagia, kaya, diberkati usaha dan pekerjaan, jauh dari kekurangan.

Adakah diantara kita yang sedang ketakutan bahwa harga-harga sembako akan naik? Tetapi harga hasil-hasil pertanian kita turun? Nats ini menguatkan kita: Tuhan senantiasa MENCUKUPKAN.

Lalu apa yang kita butuhkan? Mari lihat ayat 3 “Ia menyegarkan jiwaku. Ia menuntun aku di jalan yang benar oleh karena namaNya”. Sesungguhnya yang dibutuhkan manusia adalah ketenangan Jiwa, jika manusia sudah tenang bahkan di masa kekurangan atau bahkan situasi Pandemi Covid 19 sekalipun, maka hidup kita akan produktif karena terhindar dari rasa takut dan cemas yang berlebihan, yang bisa saja menghancurkan semangat hidup kita. Untuk perbandingan ini, kita sudah banyak melihat orang-orang hebat, artis terkenal atau orang-orang kaya malah bunuh diri karena diliputi rasa cemas dan stress berlebihan. Maka sesungguhnya yang kita butuhkan hanyalah ketenangan, tetapi ketenangan itu hanya akan kita dapatkan asal kita merelakan diri kita di gembalakan atau dibimbing sepenuhnya oleh tangan Tuhan.

Mungkin pagi ini sebeblum memulai aktifitas, tidak ada salahnya kita menyanyikan Lagu Kidung Jemaat dibawah ini, lupakan sejenak Pandemi yang tela menguras pikiran kita dalam beberapa minggu ini:


KJ 410 - Tenanglah Kini Hatiku
1Tenanglah kini hatiku: Tuhan memimpin langkahku.
 Di tiap saat dan kerja tetap kurasa tanganNya.
Reff:     Tuhanlah yang membimbingku; tanganku dipegang teguh.
Hatiku berserah penuh; tanganku dipegang teguh.

2 Di malam yang gelap benar, di taman indah dan segar,
   Di taufan dan di laut tenang tetap tanganku dipegang.
Reff:     Tuhanlah yang membimbingku; tanganku dipegang teguh.
Hatiku berserah penuh; tanganku dipegang teguh.

3 Tak kusesalkan hidupku, betapa juga nasibku,
 Sebab Engkau dekat, tanganMu kupegang erat.
Reff:     Tuhanlah yang membimbingku; tanganku dipegang teguh.
Hatiku berserah penuh; tanganku dipegang teguh.

4 'Pabila tamat tugasku, kaub'rikan kemenanganMu;
tak kutakuti maut eram, sebab tanganku Kaugenggam.
Reff:     Tuhanlah yang membimbingku; tanganku dipegang teguh.
Hatiku berserah penuh; tanganku dipegang teguh.


Selamat Beraktifitas..
Tetap Waspada dan jaga kesehatan
Salam Sehat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar