Total Tayangan Halaman

Senin, 28 September 2020

Kita Bagaikan Layangan Yang Terbang Di Bawah Kendali Allah || Yesaya 57 : 16 || Renungan Harian || Selasa, 29 September 2020.

 

 

RENUNGAN HARIAN!!!

(Almanak HKBP)

29 September 2020

 

“Sebab bukan untuk selama-lamanya Aku hendak berbantah, dan bukan untuk seterusnya Aku hendak murka, supaya semangat mereka jangan lemah lesu di hadapan-Ku, padahal  Akulah yang membuat nafas kehidupan”

(Yesaya 57:16)

 

Allah itu Kasih dan itulah sebabnya segala hal yang Allah perbuat dan biarkan terjadi bagi kita, seluruhnya didasari atas kasih. Tidak selamanya manusia akan sadar dan memahami Allah hanya dengan hidup yang penuh kebahagiaan, justru ada banyak manusia sering menghilangkan Tuhan dalam setiap keadaan bahagianya, nanti setelah berjumpa dengan persoalan berat, manusia baru akan mencari Allah, seakan-akan Allah itu menghilang dan bersembunyi dari hidupnya.

.

Biarlah kiranya setiap keadaan hidup yang kita alami semakin memdekatkan diri kita kepada Allah: Suka maupun duka – sakit maupun sehat – sukses maupun gagal – ditengah kerumunan maupun dalam kesendirian – Merasa puas maupun tidak pernah puas – ancaman Pandemi/Epidemi maupun kehidupan normal, dan lainnya.

.

Mengapa? Sebab Allah itu Immanuel, yang senantias hadir bersama-sama dengan kita, tanpa dibatasi ruang dan waktu: Itulah mengapa segala sesuatu yang terjadi dalam kehidupan kita, Allah tidak pernah menghilang dari kita, justru Dialah yang mengarahkan, mengatur dan menjaga serta memberi nafas kehidupan untuk kita boleh menjadlani setiap keadaan itu dimanapun kita berada.

.

Saat musim Layangan saat ini, kita bisa belajar dari Layangan…

Pernahkah Anda bertanya-tanya, mengapa layang-layang bisa terbang?

Karena ada angin dan ia berani melawan angin itu!

Ya, angin membawa layang-layang naik hingga tinggi ke awan. Dan hanya dengan berani melawan angin, maka layang-layang itu bisa terus terbang dengan terarah.
Layang-layang yang mengikuti arah angin adalah layang-layang yang putus, dan akan jatuh.

.

Kadang kita begitu takut saat angin pencobaan datang menerpa.

Kalau boleh meminta, kita tidak berharap mengalami masalah, kesulitan, dan tekanan hidup. Sebaliknya, kita ingin jalan kita lurus dan mulus.

Bila hidup dihadapkan pada situasi atau keadaan yang sangat menakutkan, tak ada jalan lain kecuali harus memilih.

Apakah kita akan seperti layang-layang yang berani melawan angin, atau mengikuti arus angin saja? Memang yang kedua lebih mudah. Ya, lebih mudah bagi kita untuk menyerah dalam situasi sulit..

Janganlah takut jika hari ini angin yang sepoi-sepoi tiba-tiba menjadi badai.
Tetaplah kuat di dalam Tuhan dan yakinlah bahwa bersama Tuhan kita akan cakap menanggung segala perkara.

Bahkan kita akan mengalami perkara-perkara yang luar biasa bersama Tuhan.
Jangan buru-buru menyalahkan angin besar yang menerpa layang-layang kita, sebab kita justru akan segera melihat awan, langit indah, dan pemandangan menakjubkan..

.

Demikian dengan orang percaya: Segala yang terjadi dalam kehidupannya, bukan lah akhir dari segala sesuatu, tetapi hanya bagian kecil dari banyak hal-hal besar yang akan silih berganti datang dalam kehidupannya. Mereka akan tetap maju dan berjuang, sebab dia tahu bahwa Allah bersama-sama dengan mereka menghadapi segala sesuatu yang terjadi, bahkan membuat

 

“Angin tidak pernah menjadi musuh layang-layang,

angin selalu menjadi sahabat terbaik layang-layang..”

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar