Total Tayangan Halaman

Senin, 14 September 2020

KISAH INSPIRATIF: Mengapa Kita Selalu Mengeluh? || Kisah Tikus Pengecut || Belajar Dari Alam (Seri Ke - 3)








Kisah Seekor Tikus

Seekor Tikus merasa hidupnya sangat tertekan karena takut pada Kucing, sehingga dia meras hidupnya hanya dipenuhi rasa takut setiap waktu.

Kemudian Tikus itu menjumpai penyihir, agar penyihir itu merubahnya menjadi seekor Kucing, lalu penyihir itupun merubah Tikus itu menjadi seekor Kucing.

Namun setelah menjadi kucing, kini dia memiliki ketakutan baru, yaitu takut pada Anjing, kalau-kalau Anjing akan memperlalkukan dia layaknya seekor Tikus. Lalu dia menjumpai penyihir, untuk merubahnya menjadi seekor Anjing.

Kemudian tidak lama setelah menjadi seekor Anjing, dia masih juga dipenuhi ketakutan yang baru lagi, yaitu takut kepada Singa, jangan-jangan nanti hidupnya hanya jadi santapan Singa. Sehingga dia kembali menjumpai penyihir agar merubahnya menjadi seekor Singa.

Belum lama menjadi Singa, kini dia kembali dihantui ketakutan lagi, jangan-jangan pemburu akan mengintainya dari rerumputan dengan senapan mematikan. Kemudian dengan rasa takutnya, dia kembali menjumpai penyihir agar merubahnya menjadi seorang pemburu.

Tetapi menjadi Pemburupun tetap juga membuat dirinya ketakutan, kalau-kalau nanti ada ular mematoknya dan mati tanpa ada yang bisa membantu di tengah hutan saat berburu. Kemudian dia meminta penyihir merubahnya mejadi Ular.

Menjadi Ularpun tetap membuat dia ketakutan kalau-kalau nanti ada Elang yang memakannya. Dengan dihantui banyak rasa ketakutan, kembali dia menjumpai penyihir dan meminta merubahnya menjadi seekor Elang.

Kali ini penyihir menolak dan berkata: “Selama kau masih ber hati Tikus, tidak perduli kau berubah jadi bentuk apapun, kau tetaplah seekor Tikus pengecut.

Sepanjang mental kita adalah mental pecundang dan selalu dipenuhi keluhan setiap waktu, apapun keadaan kita, baik senang atau susah, kaya atau miskin, kuat atau lemah, sakit atau sehat, bugar atau melarat, bahkan sedang dipenuhi banyak makanan atau tidak ada makanan sama sekali, Kita akan tetap jadi seorang pecundang dan tukang mengeluh.

Lalu apa yang harus kita lakukan? Rasul Paulus berpesan di Filipi 4:4 “Bersukacitalah senantiasa, sekali lagi kukatakan, bersukacitalah”. Itulah hidup seorang pejuang, tidak perduli Paulus sedang di bungkam di balik tembok Penjara atau bahkan saat dia masih bebas memberitakan Injil, hidupnya selalu dipenuhi rasa syukur yang membuat dia selalu bersukacita.

Lalu bagaimana dengan kita? Iya, kita sedang terpenjara, tidak bebas melakukan apapun, bahkan terkesan dibatasi karena ancaman Virus Corona yang siap mengintai kita dimanapun dan kapanpun, lalu anda mengeluh? Menyalahkan pemerintah? Menyalahkan presiden? Menyalahkan Cina atau Amerika? Atau mungkin anda megnatakan ini hukuman Tuhan? Hahaha…. Percayalah, anda seorang pecundang. Ada atau tidak ada Virus, saya percaya anda tetap akan menyalahkan siapapun. Sepanjang rasa syukur hilang dari hidupmu, sukacitamu akan berubah jadi keluhan dan sifat menyalahkan.


---------------------------------------
Telah Diterbitkan Dalam Versi Youtube:  
https://www.youtube.com/watch?v=IDCIInADoMw&t=25s
--------------------------------------------------------
--------------------------------------------------------------------------
Kunjungi Youtube Kami: 
https://www.youtube.com/channel/UCvMbeuun1qFPhmgZKH4Gwkw

#janganlupaBahagia
Tuhan Melimpahi...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar