Renungan
Harian
(Almanak
HKBP)
Selasa, 09 Juni 2020
“Karena
di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di sorga dan yang ada
di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik singgasana, maupun
kerajaan, baik pemerintah, maupun penguasa; segala sesuatu diciptakan oleh Dia
dan untuk Dia”.
(Kolose 1:16 TB)
DUA
KOTAK
Ada
di tanganku dua buah kotak yang telah Tuhan berikan padaku untuk dijaga.
Kata-Nya, "Masukkan semua penderitaanmu ke dalam kotak yang berwarna
hitam. Dan masukkan semua kebahagiaanmu ke dalam kotak yang berwarna
emas."
Aku melakukan apa yang Tuhan katakan. Setiap kali mengalami kesedihan maka aku letakkan ia ke dalam kotak hitam. Sebaliknya ketika bergembira maka aku letakkan kegembiraanku dalam kotak berwarna emas.
Tapi anehnya, semakin hari kotak berwarna emas semakin bertambah berat. Sedangkan kotak berwarna hitam tetap saja ringan seperti semula. Dengan penuh rasa penasaran, aku membuka kotak berwarna hitam. Kini aku tahu jawabannya. Aku melihat ada lubang besar di dasar kotak berwarna hitam itu, sehingga semua penderitaan yang aku masukkan ke sana selalu jatuh keluar.
Aku tunjukkan lubang itu pada Tuhan dan bertanya, "Kemanakah perginya semua penderitaanku?"
Tuhan tersenyum hangat padaku. "AnakKu, semua penderitaanmu berada padaKu." Aku bertanya kembali, "Tuhan, mengapa Engkau memberikan dua buah kotak, kotak emas dan kotak hitam yang berlubang?"
"AnakKu, kotak emas Kuberikan agar kau senantiasa menghitung rahmat yang Aku berikan padamu, sedangkan kotak hitam Kuberikan agar kau melupakan penderitaanmu." Ingat-ingatlah semua kebahagiaanmu agar kau senantiasa merasakan kebahagiaan. Campakkan penderitaanmu agar kau melupakannya. (Anonim)
……
Mengapa kita
sering pustus asa dan merasa tertekan sendiri dalam setiap keadaan hidup?
Mengapa kita
merasa selalu gagal dalam setiap usaha dan daya yang telah kita perjuangkan?
Mengapa kita
selalu merasa hidup kita sepertinya tidak pernah seberuntung orang lain di
sekitar kita?
Mengapa kita
selalu merasa tidak pernah puas padahal kita sudah memiliki bahkan melebihi apa
yang dulu kita cita-citakan?
Jawabannya
hanya satu: Kita kurang bersyukur dan memahami bahwa hidup adalah dari, oleh dan untuk Tuhan.
Jika hidup
kita ini kita pahami dari, oleh dan untuk Tuhan, maka segala sesuatu akan di
ukur kepada kehendak Tuhan yang diukur dengan kata CUKUP.
Sebab jika
kita mengukur segala sesuatunya degnan ukuran atau takaran dunia ini, maka kita
tidak akan pernah merasa puas bahkan kita akan dipenuhi banyak pertanyaan
seperti di atas.
Mari
kembalikan hatii, jiwa dan pikiran kita kepada Tuhan, ukurkan segala sesuatunya
kepadaNya, sebab memang hidup kita ini diciptakan dari, oleh dan hanya untuk
Tuhan pemilik bumi dan Sorga.
Kita memang
masih hidup di bumi, tetapi tidak akan berakhir selamanya di Bumi. Maka gantungkan
dan ukurkanlah segala sesuatunya kepada Dia pemilik kehidupan kini dan setelah
kita mengakhiri segala sesuatunya di dunia ini.
Selamat pagi…
Salam sehat…
Tuhan
mendengar doa-doa…
Aminn,,,
BalasHapusTuhan memberkati..
HapusMauliate amang renungan Firman.pittor huingot kj no 439:1-4
BalasHapusMantap...
HapusMemang sebesar apapun topan hidup, yang lebih pasti tempat mengadu adalah Tuhan.
Semakin Diberkati...