Total Tayangan Halaman

Senin, 08 Juni 2020

Dalam Penderitaanpun, Engkau Tidak Pernah Sendiri II Kolose 1:16 II Renungan Harian II Selasa, 09 Juni 2020


Renungan Harian
(Almanak HKBP)
Selasa, 09 Juni  2020

“Karena di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di sorga dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik singgasana, maupun kerajaan, baik pemerintah, maupun penguasa; segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia”.
(Kolose 1:16 TB)

DUA KOTAK
Ada di tanganku dua buah kotak yang telah Tuhan berikan padaku untuk dijaga. Kata-Nya, "Masukkan semua penderitaanmu ke dalam kotak yang berwarna hitam. Dan masukkan semua kebahagiaanmu ke dalam kotak yang berwarna emas." 

Aku melakukan apa yang Tuhan katakan. Setiap kali mengalami kesedihan maka aku letakkan ia ke dalam kotak hitam. Sebaliknya ketika bergembira maka aku letakkan kegembiraanku dalam kotak berwarna emas. 

Tapi anehnya, semakin hari kotak berwarna emas semakin bertambah berat. Sedangkan kotak berwarna hitam tetap saja ringan seperti semula. Dengan penuh rasa penasaran, aku membuka kotak berwarna hitam. Kini aku tahu jawabannya. Aku melihat ada lubang besar di dasar kotak berwarna hitam itu, sehingga semua penderitaan yang aku masukkan ke sana selalu jatuh keluar. 

Aku tunjukkan lubang itu pada Tuhan dan bertanya, "Kemanakah perginya semua penderitaanku?" 

Tuhan tersenyum hangat padaku. "AnakKu, semua penderitaanmu berada padaKu." Aku bertanya kembali, "Tuhan, mengapa Engkau memberikan dua buah kotak, kotak emas dan kotak hitam yang berlubang?" 

"AnakKu, kotak emas Kuberikan agar kau senantiasa menghitung rahmat yang Aku berikan padamu, sedangkan kotak hitam Kuberikan agar kau melupakan penderitaanmu." Ingat-ingatlah semua kebahagiaanmu agar kau senantiasa merasakan kebahagiaan. Campakkan penderitaanmu agar kau melupakannya. (Anonim)
……
Mengapa kita sering pustus asa dan merasa tertekan sendiri dalam setiap keadaan hidup?
Mengapa kita merasa selalu gagal dalam setiap usaha dan daya yang telah kita perjuangkan?
Mengapa kita selalu merasa hidup kita sepertinya tidak pernah seberuntung orang lain di sekitar kita?
Mengapa kita selalu merasa tidak pernah puas padahal kita sudah memiliki bahkan melebihi apa yang dulu kita cita-citakan?

Jawabannya hanya satu: Kita kurang bersyukur dan memahami bahwa hidup adalah dari, oleh  dan untuk Tuhan.

Jika hidup kita ini kita pahami dari, oleh dan untuk Tuhan, maka segala sesuatu akan di ukur kepada kehendak Tuhan yang diukur dengan kata CUKUP.

Sebab jika kita mengukur segala sesuatunya degnan ukuran atau takaran dunia ini, maka kita tidak akan pernah merasa puas bahkan kita akan dipenuhi banyak pertanyaan seperti  di atas.

Mari kembalikan hatii, jiwa dan pikiran kita kepada Tuhan, ukurkan segala sesuatunya kepadaNya, sebab memang hidup kita ini diciptakan dari, oleh dan hanya untuk Tuhan pemilik bumi dan Sorga.

Kita memang masih hidup di bumi, tetapi tidak akan berakhir selamanya di Bumi. Maka gantungkan dan ukurkanlah segala sesuatunya kepada Dia pemilik kehidupan kini dan setelah kita mengakhiri segala sesuatunya di dunia ini.

Selamat pagi…
Salam sehat…
Tuhan mendengar doa-doa…

4 komentar:

  1. Mauliate amang renungan Firman.pittor huingot kj no 439:1-4

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mantap...
      Memang sebesar apapun topan hidup, yang lebih pasti tempat mengadu adalah Tuhan.
      Semakin Diberkati...

      Hapus