Hampir putus asa, pemilik toko itu kemudian mempunyai ide yang sangat gila. dia kemudian membuka tabungannya dan membeli bibit anak Ikan Nila yang lumayan banyak dengan total 50 juta. Tentu banyak orang bahkan tetangganya menganggap pemilik toko itu sudah gila. karena mana mungkin pria itu bisa menjual bibit anak Ikan Nila sebanyak itu, sementara pakan Ikan Nilanya saja tidak laku ia jual. Namun orang banyak semakin heran karena ternyata pemilik toko itu tidak menjual anak Ikan Nila itu, tetapi malah membagi-bagikan anak ikan NIla itu 10 ekor setiap datang berkunjung ke tokonya untuk membeli Pakan Ikan Nila. Akhirnya banyak orang bahkan tetangganya sendiri menganggapnya sudah tidak waras lagi, sebab manamungkin seorang pebisnis melakukan hal-hal konyol seperti itu, apa untungnya? tokonya kan hampir bangkrut? Bahkan karyawannya juga sudah mulai khawatir, bagaimana nanti bos nya membayar gaji mereka.
Tetapi apa yang terjadi, ternyata banyak orang malah datang berlomba untuk membeli pakan ke toko itu untuk selanjutnya akan mendapatkan bibit anak Ikan Nila. Bulan berganti bulan setelah anak Ikan Nila itu habis dibagi, para pengunjung malah selalu datang berkunjung dan memadati toko pakan tersebut. Untuk apa? tentu untuk membeli pakan anak Ikan Nila yang telah mereka dapatkan dari pemilik toko itu. Begitulah selanjutnya toko itu semakin berkembang dan kembali mendapatkan hasil penjualan yang jauh dari sebelumnya.
Terkadang ketakutan akan kehilangan dan kerugian membuat kita dipenuhi tembok kesediahan dan kekesalan yang besar, hingga jalan kita tertutup oleh banyaknya tekanan yang kita rasakan. membuat seakan-akan jalan sudah buntu disebabkan tembok keputusasaan yang kita ciptakan sudah menjulang tinggi diha dapa kita.
"Ada kalanya kita harus mencoba hal-hal yang baru, bukti bahwa kita tidak mudah dikalahkan kegagalan dan gampang menyerah, karena kita percaya TUHAN akan memberi kita kekuatan sejauh kita memohon kepada TUHAN agar diberi kekuatan mencari terobosan-terobosan baru dalam hidup kita".
Tidak ada komentar:
Posting Komentar